Selasa, 17 Juli 2012

Hukum Ra'

Post oleh : Cokers Codri | Rilis : 09.22 | Series :


Hukum membaca huruf ر ada 3 macam, yaitu:

1. Tafkhim
Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal)apabila:
a. ر berbaris fatah atau dhomah (    َ ُ ًَ ٌُ ).
Contoh :  رَبَّناَ-رُزِقْناَ-خَبَراًَ-غَفُر ٌُ
b. ر itu mati, huruf sebelumnys berbaris fatah atau dhomah.
Contoh :  تُرْحَمُوْنَ-بَرْد ٌُ

c. ر itu mati, huruf yang sebelumnya berbaris kasrah ‘aridhah ( kasrah yang bukan ashliyah), yaitu seperti kasrah yang ada pada hamzah dari dari sebagian fi’il amr. Hamzah tsb. dinamakan Hamzah washal, karena bila diwashalkan/disambung, hamzah itu hilang.
Contoh:            فَارْجِعُوْا  disambung  اِرْجعُوْا
                         وَارْفَعُوْا  disambung   اِرْفَعُوْا      

2. Tarqiq
Huruf Ra dibaca tarqiq (tipis)apabila:
a. ر berbaris kasrah (ِ  ٍِ   )
Contoh:  كَرِيْم ٌُ – خُسْرٍِ
b. ر mati dan didahului oleh huruf berbaris kasrah (ِ رْ )
Contoh:  فِرْعَوْنَ – فَكَبِّرْ
c. ر itu berbaris ( hidup ), akan tetapi didahului oleh huruf ya yang mati, dan bila dihentikan/diwaqafkan dibaca tarqiq.
Contoh:  خَبِيْر ٌُ - كَبِيْر ٌُ

3. Tarqiq/Tafkhim
“Boleh  tarqiq boleh tafkhim”
Huruf Ra boleh dibaca tarqiq dan boleh dibaca tafkhim, yaitu:
Jika ر itu mati, didahului oleh huruf berbaris kasrah tetapi menghadapi HURUF ISTILA.
Huruf istila ada 7: خ ص ض غ ط ظ ق
Contoh: فِرْقَة ٌُ – اِسْتِرْضاَء

  • Sumber: Buku Tajwid

google+

linkedin